Kartini, ibu pertiwi, ibu kita kartini

6 Puisi Kartini Pendek

Puisi Kartini Pendek

Puisi Kartini pendek menjadi salah satu bentuk ekspresi sastra, menggugah semangat emansipasi perempuan Indonesia. Dalam baris-baris sederhana yang tertulis, tersimpan jejak perjuangan Ibu Kita Kartini yang menginspirasi generasi demi generasi penerus bangsa.
https://edu.abjad.eu.org


 

Lentera Negeri

Kartini adalah lentera negeri
Menyalakan hati yang dulu mati
Ia ajari perempuan berdiri
Bukan sembunyi di balik sunyi

Ia menulis tentang martabat
Tentang hidup yang harus didapat
Dengan suara yang lembut namun kuat
Ia guncang adat yang terlalu ketat

Ibu kita Kartini tak sekadar nama
Ia arah di tengah dilema
Bukan hanya wajah dalam drama
Tapi isi dari jiwa yang lama

Kini negeri pun bersaksi
Bahwa terang lahir dari hati
Kartini bukan hanya puisi
Tapi makna yang terus abadi

 


Kartini Adalah Cahaya Itu

Kartini adalah cahaya yang tidak membutakan
Ia menyinari, tidak untuk menyombongkan
Ia hadir, tidak untuk melawan semata
Tapi untuk menyempurnakan cinta dan logika

Ia tak lahir di zaman yang gemilang
Tapi ia jadikan keterbatasan sebagai ladang
Menanam harapan di tanah yang tandus
Menumbuhkan ilmu dari tempat yang terbungkus

Ia tidak menunggu dunia berubah
Ia ubah dirinya dulu, dengan susah payah
Ia tahu, dunia takkan memberi hadiah
Tanpa perjuangan dan luka yang ramah

Kini cahaya itu menyentuh generasi
Di tiap perempuan yang memilih jadi diri sendiri
Kartini hidup bukan di buku sejarah lagi
Tapi di dada yang mencintai ilmu dan nurani

 


 

Sajak untuk Ibu Pertiwi

Ibu pertiwi pun pernah pilu
Saat putrinya tak punya hak yang utuh
Kartini hadir, bukan membawa rindu
Tapi membawa arah baru yang menyentuh

Ia tidak melawan dengan amarah
Tapi dengan kesabaran dan berkah
Ia ajarkan bahwa cinta dan marah
Harus bertemu dalam keadilan yang ramah

Sajak ini bukan untuk sekadar merayakan
Tapi untuk mengenang jalan perubahan
Tentang Kartini yang tak ingin kesunyian
Menjadi warisan turun-temurun tanpa jawaban

Kini ibu pertiwi tersenyum ringan
Melihat perempuan berdiri tanpa beban
Kartini telah mengubah pandangan
Bahwa setara bukan mimpi yang terlupakan

 


Perempuan yang Menulis Takdir

Ia tulis takdir dengan tangan sendiri
Bukan tunduk pada naskah yang diberi
Kartini bangun dari sunyi negeri
Mengubah luka menjadi puisi

Ia tak gentar meski dunia sempit
Dengan bahasa ia mengiris langit
Bersama pena dan lembar yang putih
Ia torehkan harap yang tak habis

Ibu kita Kartini bukan sekadar tokoh
Ia arus deras di antara sungai yang robek
Ia ajari kita bertahan walau remuk
Tanpa harus berteriak atau menunduk

Kini perempuan tak lagi dibisukan
Mereka berkisah dalam keteguhan
Kartini hadir sebagai pegangan
Dalam gelombang zaman yang mengguncangkan

 


Seuntai Doa di Kaki Langit

Di kaki langit, doa Kartini terbang
Bersama angin, ia menyentuh harapan
Menulis hidup dengan kesungguhan yang dalam
Perempuan bukan lagi hiasan, tapi jawaban

Kartini bukan hanya sekadar kenangan
Ia suara yang terus bergema sepanjang zaman
Ibu kita Kartini memberi petunjuk kehidupan
Melawan ketidakadilan dengan keteguhan

Ibu pertiwi tak lagi berduka
Karena Kartini telah menulis rencana
Dalam setiap sujud, ia menyambut cinta
Bagi perempuan yang berhak merdeka

Kini Kartini tak hanya dalam puisi
Ia hidup dalam setiap langkah yang berani
Dengan pena, ia lawan segala penjajahan
Kini kita merdeka, berkat perjuangan

 


Suratmu

Surat-suratmu tak pernah usang
Mereka hidup di dada yang lapang
Ibu kita Kartini menulis dengan nyala
Kata-katanya jadi jendela jiwa

Ibu pertiwi menyimpan setiap aksara
Sebagai pusaka yang tak ternoda
Puisi Kartini menjadi pelita
Di lorong waktu yang kadang hampa

Tak semua pahlawan mengangkat senjata
Ada yang mengubah dunia lewat kata
Kartini adalah bukti nyata
Bahwa pena bisa membelah samudra

Kini kami menulis dengan suaramu
Melanjutkan langkah dalam syair dan rindu
Dalam puisi Kartini yang penuh makna
Kami temukan arah menuju cahaya

 


Dedi Ir
Mojokerto Jawa Timur

baca juga puisi kartini

Sebagai warisan nilai dan semangat, puisi-puisi ini tak sekadar dirangkai untuk dibaca, tetapi untuk direnungi dan dihidupi dalam keseharian. Maka dari itu, mari terus menyalakan nyala Kartini melalui karya-karya indah, termasuk puisi Kartini pendek.

Tinggalkan Balasan