Puisi Ibu sedih islami Dedi Ir edu.abjad.eu.org

8 Puisi Ibu Sedih Islami

Puisi Ibu Sedih Islami

Puisi ibu sedih islami bukan sekadar rangkaian kata, melainkan gema rindu yang bersujud dalam doa. Di antara hela napas malam dan bisikan zikir yang lembut, lahirlah bait-bait yang merangkai kesedihan menjadi keindahan. Setiap kata menjadi saksi cinta anak kepada ibu, yang kini mungkin hanya bisa direngkuh lewat sajadah dan langit yang sunyi. Inilah nyanyian hati yang tidak pernah selesai, ketika cinta dan kehilangan bertemu dalam satu tarikan doa.

https://edu.abjad.eu.org

 


 

Doa dari Anakmu

 

Dulu aku terlalu sibuk dengan dunia
Lupa menatap matamu saat kau bicara
Kini kau pergi tanpa suara
Dan aku hanya bisa berdoa

Ibu, maafkan hati yang dulu beku
Tak sempat mencium tanganmu
Kini sajadah menjadi peluk rindu
Dalam sunyi yang terus mengganggu

Ku lafazkan doa yang lirih
Yang ku titipkan dalam tangis bersih
Kini aku yang menangis di sudut sunyi
Tanpa pelukmu yang menenangkan hati

Doaku padamu takkan berhenti
Semoga Allah menuntunmu tinggi
Ke tempat indah yang penuh cahaya
Tempat kau tersenyum tanpa derita

 


Hati yang Tertinggal di Pusara

 

Di pusaramu kutabur cinta
Bunga dan air mata jadi satu rasa
Ibu, dalam diam aku bersuara
Menangis lirih di balik cerita

Kubaca doa dengan penuh resah
Menyebut namamu dalam nafas pasrah
Tak kuasa kulawan luka yang lelah
Hanya bisa bersujud dan pasrah

Hati ini tak bisa berdusta
Rinduku padamu menua dan nyata
Ibu, engkau tiada tapi cinta
Masih tumbuh seperti pertama

Dalam tiap bait dan sujud yang syahdu
Kubisikkan namamu dalam rindu
Ibu, semoga Allah memberimu peluk
Sebening cahaya surga yang lembut

 


Pelita Malamku Telah Padam

 

Kau adalah pelita malamku
Yang kini padam dalam waktu
Namun cahayamu tetap menyatu
Dalam hati yang tak pernah beku

Ibu, aku rindu saat kau bercerita
Dengan suara lembut penuh cinta
Kini sunyi menggantikan tawa
Dan gelap merenggut segalanya

Kutinggalkan jejak air mata
Di tiap doa yang penuh makna
Semoga Tuhan mendekap jiwa
Memberimu surga nan mulia

Dalam tiap malam tanpa terang
Aku bersujud dalam renang
Ibu, pelitaku kini hilang
Namun doamu tetap membentang

 


Ibu, Aku Tak Pandai Mengikhlaskan

 

Setiap doa kutitipkan namamu
Tapi lidah ini selalu kelu
Ibu, mengapa aku masih ragu
Menerima kepergianmu begitu syahdu

Kubuka foto-fotomu di malam hari
Senyummu membuat hati ini perih
Bukan karena luka atau iri
Tapi karena rindu yang tak pernah pergi

Kubaca doa sambil menangis
Doaku padamu tak pernah habis
Ibu, semoga kau damai di sisiNya
Meski hatiku belum rela sepenuhnya

Ajarkan aku cara merelakan
Dengan cinta yang tak hilang
Karena engkau tetap di ingatan
Sebagai doa yang tak lekang

 


Langit tak lagi biru

 

Langit kelabu dan hening
Ada bisik yang datang dalam kenang
Ibu, kurasa ku mendekap bayang
Dalam setiap desir angin tenang

Kubacakan Yasin di pelataran
Air mataku jatuh perlahan
Tak ada suara, hanya harapan
Agar engkau bahagia dalam keabadian

Ibu, ajarkan aku tabah
Meski hatiku sering lemah
Tanpamu dunia terasa resah
Seperti ranting yang telah patah

Tapi langit sampaikan salamku
Pada bidadari yang dulu kupanggil Ibu
Semoga Allah menyampaikan rinduku
Dan titipkan kasih di hatimu

 


Tak Pernah Selesai

 

Kutemui engkau dalam bayang
Saat senja menurunkan terang
Ibu, rinduku seperti gelombang
Tak selesai meski malam datang

Kubawa namamu dalam doa
Tak pernah lepas dalam jiwa
Kau bidadari dalam cahaya
Yang kini di sisi-Nya bahagia

Air mataku tak terbendung
Rindu ini terus bergulung
Ibu, doaku dalam keluh
Semoga Allah peluk hatimu penuh

Tak bisa kugapai dengan tangan
Namun cinta tetap bertahan
Ibu, engkaulah kekuatan
Dalam setiap helaan harapan

 


Terlambat

 

Ibu, andai dulu kutahu
Bahwa waktumu takkan selalu
Akan kupeluk lebih syahdu
Akan kucinta lebih sungguh

Kini kau jauh dari mata
Tinggal kenangan yang bersisa
Doaku menjadi jembatan asa
Menghubungkan dua dunia

Maafkan aku yang alpa
Tak peka membaca luka
Kini kutangisi semuanya
Dalam sujud yang penuh doa

Ibu, semoga Allah beri terang
Untuk hatimu yang lapang
Ampuni anak yang terbilang
Lambat mencintaimu dengan tenang

 


Surga Itu Ibu

 

Surga bukan hanya di akhirat
Ia pernah hadir dalam pelukan hangat
Ibu, tempat cinta paling kuat
Yang kini telah jadi ingatan yang berat

Dulu kau lelah tanpa mengeluh
Kini aku lelah menahan rindu
Doa menjadi pelindung penuh
Semoga Allah balas segalanya untukmu

Ibu, engkau jalan menuju Allah
Pengasih dalam tiap lelah
Meski kini kau dalam tanah
Cintamu terasa di segala arah

Semoga Allah tempatkan engkau
Di surga yang penuh cahaya
Tempat segala luka sirna
Dan cinta abadi tanpa jeda

 


Dedi Ir
Mojokerto Jawa Timur

Akhir dari setiap puisi bukanlah keheningan, melainkan harapan yang terus berdoa. Di balik kata-kata yang menggugah dan bait-bait yang mengalir dari hati terdalam, kita belajar mencintai ibu dengan cara yang lebih dalam, lebih syahdu, dan lebih ikhlas. Semoga setiap kalimat yang tertulis dapat menjadi amal kebaikan, dan setiap rindu yang dipanjatkan menjadi penghubung menuju surga. Karena cinta yang tak lekang oleh waktu itu di tulis di : puisi ibu sedih islami.

Tinggalkan Balasan