Puisi ibu sedih islami bukan sekadar rangkaian kata, melainkan gema rindu yang bersujud dalam doa. Di antara hela napas malam dan bisikan zikir yang lembut, lahirlah bait-bait yang merangkai kesedihan menjadi keindahan. Setiap kata menjadi saksi cinta anak kepada ibu, yang kini mungkin hanya bisa direngkuh lewat sajadah dan langit yang sunyi. Inilah nyanyian hati yang tidak pernah selesai, ketika cinta dan kehilangan bertemu dalam satu tarikan doa.
Dulu aku terlalu sibuk dengan dunia
Lupa menatap matamu saat kau bicara
Kini kau pergi tanpa suara
Dan aku hanya bisa berdoa
Ibu, maafkan hati yang dulu beku
Tak sempat mencium tanganmu
Kini sajadah menjadi peluk rindu
Dalam sunyi yang terus mengganggu
Ku lafazkan doa yang lirih
Yang ku titipkan dalam tangis bersih
Kini aku yang menangis di sudut sunyi
Tanpa pelukmu yang menenangkan hati
Doaku padamu takkan berhenti
Semoga Allah menuntunmu tinggi
Ke tempat indah yang penuh cahaya
Tempat kau tersenyum tanpa derita
Di pusaramu kutabur cinta
Bunga dan air mata jadi satu rasa
Ibu, dalam diam aku bersuara
Menangis lirih di balik cerita
Kubaca doa dengan penuh resah
Menyebut namamu dalam nafas pasrah
Tak kuasa kulawan luka yang lelah
Hanya bisa bersujud dan pasrah
Hati ini tak bisa berdusta
Rinduku padamu menua dan nyata
Ibu, engkau tiada tapi cinta
Masih tumbuh seperti pertama
Dalam tiap bait dan sujud yang syahdu
Kubisikkan namamu dalam rindu
Ibu, semoga Allah memberimu peluk
Sebening cahaya surga yang lembut
Kau adalah pelita malamku
Yang kini padam dalam waktu
Namun cahayamu tetap menyatu
Dalam hati yang tak pernah beku
Ibu, aku rindu saat kau bercerita
Dengan suara lembut penuh cinta
Kini sunyi menggantikan tawa
Dan gelap merenggut segalanya
Kutinggalkan jejak air mata
Di tiap doa yang penuh makna
Semoga Tuhan mendekap jiwa
Memberimu surga nan mulia
Dalam tiap malam tanpa terang
Aku bersujud dalam renang
Ibu, pelitaku kini hilang
Namun doamu tetap membentang
Setiap doa kutitipkan namamu
Tapi lidah ini selalu kelu
Ibu, mengapa aku masih ragu
Menerima kepergianmu begitu syahdu
Kubuka foto-fotomu di malam hari
Senyummu membuat hati ini perih
Bukan karena luka atau iri
Tapi karena rindu yang tak pernah pergi
Kubaca doa sambil menangis
Doaku padamu tak pernah habis
Ibu, semoga kau damai di sisiNya
Meski hatiku belum rela sepenuhnya
Ajarkan aku cara merelakan
Dengan cinta yang tak hilang
Karena engkau tetap di ingatan
Sebagai doa yang tak lekang
Langit kelabu dan hening
Ada bisik yang datang dalam kenang
Ibu, kurasa ku mendekap bayang
Dalam setiap desir angin tenang
Kubacakan Yasin di pelataran
Air mataku jatuh perlahan
Tak ada suara, hanya harapan
Agar engkau bahagia dalam keabadian
Ibu, ajarkan aku tabah
Meski hatiku sering lemah
Tanpamu dunia terasa resah
Seperti ranting yang telah patah
Tapi langit sampaikan salamku
Pada bidadari yang dulu kupanggil Ibu
Semoga Allah menyampaikan rinduku
Dan titipkan kasih di hatimu
Kutemui engkau dalam bayang
Saat senja menurunkan terang
Ibu, rinduku seperti gelombang
Tak selesai meski malam datang
Kubawa namamu dalam doa
Tak pernah lepas dalam jiwa
Kau bidadari dalam cahaya
Yang kini di sisi-Nya bahagia
Air mataku tak terbendung
Rindu ini terus bergulung
Ibu, doaku dalam keluh
Semoga Allah peluk hatimu penuh
Tak bisa kugapai dengan tangan
Namun cinta tetap bertahan
Ibu, engkaulah kekuatan
Dalam setiap helaan harapan
Ibu, andai dulu kutahu
Bahwa waktumu takkan selalu
Akan kupeluk lebih syahdu
Akan kucinta lebih sungguh
Kini kau jauh dari mata
Tinggal kenangan yang bersisa
Doaku menjadi jembatan asa
Menghubungkan dua dunia
Maafkan aku yang alpa
Tak peka membaca luka
Kini kutangisi semuanya
Dalam sujud yang penuh doa
Ibu, semoga Allah beri terang
Untuk hatimu yang lapang
Ampuni anak yang terbilang
Lambat mencintaimu dengan tenang
Surga bukan hanya di akhirat
Ia pernah hadir dalam pelukan hangat
Ibu, tempat cinta paling kuat
Yang kini telah jadi ingatan yang berat
Dulu kau lelah tanpa mengeluh
Kini aku lelah menahan rindu
Doa menjadi pelindung penuh
Semoga Allah balas segalanya untukmu
Ibu, engkau jalan menuju Allah
Pengasih dalam tiap lelah
Meski kini kau dalam tanah
Cintamu terasa di segala arah
Semoga Allah tempatkan engkau
Di surga yang penuh cahaya
Tempat segala luka sirna
Dan cinta abadi tanpa jeda
Dedi Ir
Mojokerto Jawa Timur
Akhir dari setiap puisi bukanlah keheningan, melainkan harapan yang terus berdoa. Di balik kata-kata yang menggugah dan bait-bait yang mengalir dari hati terdalam, kita belajar mencintai ibu dengan cara yang lebih dalam, lebih syahdu, dan lebih ikhlas. Semoga setiap kalimat yang tertulis dapat menjadi amal kebaikan, dan setiap rindu yang dipanjatkan menjadi penghubung menuju surga. Karena cinta yang tak lekang oleh waktu itu di tulis di : puisi ibu sedih islami.