10 puisi tentang guru adalah untaian kata yang menggambarkan sosok mulia yang tak hanya mengajar tetapi juga mendidik dengan hati. Melalui bait-bait yang indah, puisi-puisi ini menjadi bentuk penghormatan dan rasa terima kasih atas dedikasi, kesabaran, serta pengorbanan para guru dalam membentuk karakter dan masa depan generasi muda. Setiap barisnya menyimpan pesan tentang perjuangan tanpa pamrih, kasih sayang yang tulus, serta semangat yang tak pernah padam dalam menyalakan cahaya ilmu pendidikan di dunia. Maka dari itu, kumpulan puisi ini dibuat sebagai wujud apresiasi yang takan lekang oleh waktu karena puisi seni yang hidup selamanya, puisi ini di buat untuk para pahlawan tanpa tanda jasa.
Di setiap pagi yang berseri
Kau tatap wajah-wajah mungil ini
Dalam doamu kau bisikkan janji
Agar kami tak sekadar menanti
Harapanmu tak tinggi menjulang
Hanya ingin kami jadi terang
Yang berjalan dengan tulus, tenang
Tak silau, tak buta arah pulang
Kau tanam benih bukan untukmu
Tapi untuk dunia yang menunggu
Muridmu adalah masa depan
Yang kau bangun dengan harapan
Guru, di hatimu penuh cita
Bukan untukmu, tapi untuk kita
Kau tak pernah minta balas jasa
Karena harapanmu sudah bermakna
Kadang matamu basah tak terlihat
Saat kami acuh, bicara tak hangat
Tapi kau sembunyikan itu erat
Agar kami tetap belajar dengan semangat
Tiap absen tanpa kabar
Tiap tugas yang kami tak sadar
Adalah luka kecil yang sabar
Kau biarkan mengalir di bawah sadar
Kau hanya manusia biasa
Yang punya rasa, punya asa
Tapi tetap kau peluk luka
Agar kami tak merasa dosa
Guru, kesedihanmu tak terucap
Tersimpan rapi dalam kata yang rapat
Tapi kami tahu dari napas yang cepat
Ada tangis yang sering kau semat
Engkau tak datang membawa mahkota
Tapi hatimu bertahta penuh cinta
Menuntun kami dari gelap gulita
Menuju dunia yang penuh makna
Suaramu lembut menembus dinding jiwa
Tak sekadar menyampaikan wacana
Tapi menyiram benih semesta
Agar tumbuh bunga yang merona
Setiap langkahmu jejak ilmu
Yang tak lekang ditelan waktu
Meski rambut memutih kelabu
Namamu abadi di ruang kalbu
Guru terbaik, engkaulah cahaya
Di tengah malam tanpa lentera
Tanpamu dunia akan buta
Tanpamu kami tak tahu arah
Seni-puisi-tentang-guru-abjad-eu-org
Kisahmu bukan dongeng fiksi
Tapi nyala api dalam sunyi
Kau ubah kampung jadi negeri
Dengan papan dan kapur ini
Dari rumah kayu kau berjalan
Menyusuri ladang, menerjang hujan
Tak untuk gaji, bukan jabatan
Tapi cinta yang kau tanamkan
Tak pernah kau kenal lelah
Meski hidupmu jauh dari mewah
Tiap murid kau jadikan megah
Dalam hati yang penuh berkah
Guru, kisahmu menginspirasi
Membuat kami untuk berdiri
Menjadi insan yang berarti
Dalam dunia yang sering sunyi
Sering kami tertawa dan bercanda
Mengabaikan tugas, mencipta luka
Tapi kau tetap menatap dengan mata
Penuh kasih, penuh asa
Kau ulang kata berkali-kali
Tak jemu meski kami lalai
Kesabaranmu laksana pelangi
Menjelma indah setelah hujan selesai
Bukan marah yang kau tebar
Tapi maaf yang tiada pudar
Mendidik bukan sekadar benar
Tapi membuat kami sadar
Guru, sabarmu tak terukur
Bagai laut yang tak bertepi
Kau ajari kami tanpa gusar
Meski kami kerap menyakiti
Saat kami lulus dengan senyum
Kau tersenyum lebih dulu dalam diam
Tak butuh piala, tak cari harum
Hanya bahagia melihat kami
Tiap keberhasilan muridmu
Adalah bunga dalam hatimu
Engkau tak butuh sanjungan
Karena kami sudah jadi jawaban
Bahagiamu sederhana sekali
Lihat kami berdiri dan meniti
Jalan yang dulu kau beri
Dengan doa di setiap pagi
Guru, senyummu bukan basa-basi
Tapi buah dari kerja dan kasih
Engkau bahagia bukan karena gaji
Tapi karena kami bisa berdiri
Seni-puisi-tentang-guru-abjad-eu-org
Pendidikan bukan sekadar angka
Bukan pula soal siapa yang juara
Tapi tentang menanamkan rasa
Agar manusia tak mudah lupa
Kau ajarkan bukan cuma fakta
Tapi juga bagaimana mencinta
Mencinta ilmu, mencinta sesama
Mencinta hidup yang bermakna
Buku hanyalah alat bicara
Engkaulah yang memberi nyawa
Pada tiap kalimat dan aksara
Yang kami baca di pagi buta
Guru, kaulah jantung pendidikan
Denganmu, lahir peradaban
Kau bukan pengisi pelajaran
Tapi pencipta masa depan
Mengajar bukan sekadar mengulang
Bukan juga sekadar menantang
Tapi menjahit jiwa yang bimbang
Agar tak hanyut di arus dan hilang
Kau berdiri dari pagi hingga senja
Dengan sabar menjawab tanya
Mengulang rumus yang sama
Tanpa letih, tanpa berkata “sudah.”
Tiap tanya yang kami lontarkan
Kau jawab dengan senyum kelembutan
Kau tak hanya mengisi pikiran
Tapi membentuk kepribadian
Guru, mengajarmu adalah ibadah
Yang tak terlihat oleh mata dunia
Namun langit mencatat langkah
Sebagai cahaya yang tak sia-sia
Di sinilah kami mulai mengenal
Huruf, angka, dan suara moral
Sekolah tak sekadar lokal
Tapi taman masa kecil yang kekal
Bangku kayu dan papan tulis
Saksi tawa juga tangis
Tempat kami belajar tulus
Tentang mimpi yang tak pernah habis
Di tiap lorong ada kenangan
Tentang guru dan teguran pelan
Yang membentuk kami jadi insan
Bukan sekadar tahu, tapi berperan
Sekolah adalah rumah kedua
Di mana kami tumbuh bersama
Dengan guru sebagai cahaya
Yang menuntun ke arah bahagia
Tak kau tuntut gaji melimpah
Tak kau kejar harta megah
Doamu cukup untuk tabah
Agar muridmu tak menyerah
Kau bangun malam tak bersuara
Mengetuk pintu Tuhan semesta
Menyebut nama kami satu-satu
Dalam harap yang tak pernah lesu
Doa itu bukan hanya suara
Tapi napas panjang penuh cinta
Yang mengalir dalam jiwa
Membuat kami hidup bahagia
Guru, doamu membasuh langkah
Menjadi cahaya dalam gelap
Engkau pendeta ilmu sejati
Yang menyembuhkan dengan nurani
April 2025
Mojokerto Jawa Timur
cek puisi yang menarik lainya hanya di https://edu.abjad.eu.org/category/hanya-sepotong-kata/
Melalui rangkaian kata yang menyentuh hati, tentang perjuangan, kasih sayang, dan keteladanan seorang guru dalam membentuk masa depan anak bangsa. Setiap bait puisi bukan hanya sekadar rangkaian indah, tetapi juga cermin dari rasa hormat dan cinta yang tulus kepada sosok yang tak kenal lelah dalam mendidik. Semoga puisi-puisi ini mampu menginspirasi, mengingatkan, dan menguatkan semangat kita untuk terus menghargai jasa mereka yang berjasa dalam memajukan pendidikan di indonesia, mencetak anak penerus kita yang kelak akan mengukir pestasi akademik maupun non akademik. Dan akhirnya, biarlah kesan ini menjadi abadi didalam 10 puisi tentang guru.